Seiring dengan perkembangan zaman banyak perubahan yang terjadi dalam cara bercocok tanam. Mulai dari proses pembukaan lahan, pengolahan lahan, persiapan penanaman, persemaian /pembibitan, pembuatan lubang tanam, penanaman, penyiangan, pemupukan, pemanenan. Pada zaman dahulu sebelum ditemukannya teknologi dalam bidang pertanian orang-orang bertani masih dengan cara yang sangat tradisional. Semua tahapan dilakukan dengan tangan (manual).
Waktu yang dibutuhkan dan volume yang dihasilkan
biasanya sesuai dengan kemampuan orang yang bersangkutan. Bila orangnya
kuat-kuat dan banyak tentu waktu yang dibutuhkan akan lebih singkat dan volume
yang dihasilkan akan lebih besar.
Sekarang semua tahapan dalam
bercocok tanam sudah banyak yang dilakukan dengan menggunakan mesin-mesin
pertanian (mekanisasi pertanian) seperti penggunaan traktor untuk land clearing (pembukaan dan pengolahan
lahan). Traktor juga ada bermacam jenis dan ukuran, ada traktor roda empat dan
ada juga yang beroda dua yang biasa disebut hand
tractor tersebut gunakan untuk, menggaru, membajak dan menggemburkan tanah kemudian
penggunaan planter & fertilizer
(mesin tanam & mesin pemupukan), sprayer/mix
blower (mesin penyemprot), sprinkle
(alat penyiram tanaman) dan harvester
(mesin yang digunakan untuk panen).
Bila dilihat dari waktu yang
dibutuhkan dan volume yang dihasilkan dari penerapan mesin-mesin pertanian
diatas memang terlihat perbedaan yang mencolok. Mekanisasi pertanian lebih
efektif dan efisien dari sisi waktu dan ekonomi. Tetapi penerapan mekanisasi
pertanian juga menimbulkan dampak ketenagakerjaan sebab akan mengurangi serapan
tenaga kerja. Bisa jadi akan menimbulkan pengangguran karena berkurangnya
lapangan kerja yang telah digantikan oleh mesin.